header hapsari adiningrum

Pulih dari Perih, Sebuah Buku Untuk yang Berusaha Memulihkan Diri dari Perih

 

Buku VS Gadget

Jaman sekarang, siapa nih yang masih suka baca buku. Rasanya orang-orang termasuk saya didalamnya lebih suka pegang gadget trus sekrol sosial media. Apalagi video-video pendek, reels dan tik tok terasa lebih mengasyikkan ya. Nonton video dengan durasi 15 detik dengan iringan musik yang sedang trend ternyata bisa bikin nyaman dan nggak terasa kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam. Dibandingkan dengan buku, baca 30 menit saja merasa bisa dan mengantuk. Buku adalah teman duduk yang paling baik, kira-kira apakah kalimat ini masih relevan digunakan pada saat ini?.

Buku Favorit 

Buku ini saya dapatkan dari seorang teman, sesama wali murid di sekolah anak dan juga ustadzah saya. Penulisnya adalah adalah seorang ibu dan juga co founder Lembaga Pelatihan dan Psikologi Terapan OASE Indonesia. Ditengah berbagai kesibukkannya beliau masih bisa menulis buku dan ini merupakan buku keempatnya. Buku ini saya dapatkan saat awal pandemi covid-19 pertengahan tahun 2000 lalu. Pas sekali waktunya di saat banyak yang limbung karena tiba-tiba dunia sekitar terjadi perubahan besar. Lockdown, sekolah online, dicekam rasa takut dan kegelisahan dan perekonomian yang goyah. Duh, rasanya diri menjadi sangat rapuh.

Perjalanan hidup sebagai seorang manusia, tak selamanya kita kuat dan mampu berdiri sepanjang waktu. Ada kalanya raga sangat lelah dan batin merasakan pedihnya berbagai peristiwa yang menyakitkan. Apakah kita harus dipaksa untuk tetap berjalan atau boleh merasakan lelah dan berhenti sejenak. 

Pulih dari Perih 

Buku ini mengajarkan bahwa sebagai manusia wajar bila memiliki perasaan sedih, bingung, insecure, perasaan sedang tidak baik-baik saja, benci dan marah. Namun. Semua perlu dikelola dengan baik. Kita "hanya" perlu menangis, menepi kemudian mengisi energi untuk kembali melanjutkan hingga perjalanan di titik terakhir. Buku yang sangat pas saat ingin "menepi" sejenak dan menjadi kuat kemudian melesat setelahnya.

Buku yang diterbitkan oleh OASE Indonesia, Semarang ini berisikan 50 Motivasi Islam dan Afirmasi Diri. Kata cuma Kata-kata motivasi saja namun juga ada lembar aktivitas terkait tentang pembahasan. Kata-kata yang dituliskan lembut menyentuh hati, kadang membuat mata menangis bagai sedang di puk-puk kalau sedang sedih. Namun kata-kata itu tidak membuat kita lemah, justru saat menangis kemudian seperti mempunya semangat baru untuk melangkah lebih kuat. 







Buat teman-teman yang ingin pulih dari perih, bisa banget baca buku ini. Nggak hanya yang sedang perih dan terluka saja yang kurekomendasikan buat baca buku ini tapi juga untuk siapa saja yang ingin berlapang dada dan merasakan indahnya iman. Di halaman 153 buku ini akan membahas tentang indahnya iman. Bagaimana manusia terhubung dengan Sang Pencipta, memulai segala sesuatu dengan Bismillah dan bacaan Laa ilaahaa illallah yang sungguh luar biasa maknanya. Selanjutnya di bab indahnya iman juga akan diulas tentang alasan kenapa untuk tidak menunda-nunda amal shalih dan memurnikan ikhlas. Mau tahu cara agar doa-doa cepat dikabulkan. Di bab ini juga dibahas dengan bahasa yang mudah digunakan serta mudah diamalkan nantinya. 

Tetap Semangat

Merasakan kecewa, marah, bimbang serta hal yang menyakitkan tidak lantas membuat kita menjauh dari Sang Pencipta atau bahkan melukai diri sendiri. Menepi sejenak, berbicara dengan hati nurani sendiri dengan ditemani buku ini, semoga bisa menjadi jalan untuk teman-teman untuk pulih dari perih. 

Lembar aktivitas di buku Pulih dari Perih


Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar