Pembelajaran Jarak Jauh
“Mama, aku nggak mau belajar
online. Aku maunya berangkatnya sekolah” keluh anak kedua saya. Dia baru saja
selesai menyimak video conference dari bu Guru lewat google meet. PJJ atau
Pembelajaran Jarak Jauh telah dimulai sejak tanggal 13 Juli ini. Sebagai anak
sekolah alam yang bebas bereksplorasi dan belajar Bersama alam, rasanya belajar
secara online ini sedikit membelenggunya. Dia tak lagi bisa berlari-lari di
halaman sekolah yang luas, main petak umpet di hutan sekolah, menyentuh,
mengamati dan menghitung secara nyata benda-benda apa saja yang ditemukan dan
mempelajari secara langsung apa saja yang sedang dipelajarinya.
Tantangan PJJ Bagi Siswa
Saat anak saya masih duduk di kelas 2,
pelajaran tentang alat transportasi, maka dia dan teman-teman sekelas beserta
guru kelas akan naik Bus Rapid Transportasion menuju simpang lima. Pengalaman
ini sangat berkesan dan di sana, mereka akan melihat jenis-jenis transportasi
yang ada kemudian mengamati, menghitung dan mempelajarinya. Jika sekarang,
tentu saja ini tak bisa dilakukan, Pembelajaran secara online “memaksa” anak
dengan gaya belajar kinestatis ini untuk duduk di depan laptop dan menyimak
materi.
Anak-anak menghadapi rasa bosan
dan juga kurangnya semangat saat belajar online ini. Sudah hampir 4 bulan,
mereka tidak berangkat ke sekolah dan tidak bertemu dengan teman-teman. Belajar
online di rumah membuat nggak betah dan dia harus belajar menyesuaikan diri.
Tips PJJ Untuk Siswa
Ini adalah beberapa tips dari saya, yang saya dapatkan di grup kelas. Saya merasa
senang, gurunya anak menjadi guru kreatif yang bisa membuat anak-anak tetap enjoy dan semangat
saat belajar online.
- 1. Mempersiapkan anak untuk mandi pagi dan sarapan. Jadwal ini dibuat sama seperti saat mau berangkat ke sekolah.
- 2. Memakai pakaian yang digunakan saat pergi ke sekolah. Selama ini anak saya memakai seragam sekolah hanya di waktu tertentu saja, misalnya seragam SAS dan merah putih, selebihnya bebas dan rapi. Saat belajar online, kenakan baju yang nyaman agar anak juga nggak terganggu saat belajar dengan masalah pakaian. Misalnya bajunya kotor membuat gatal-gatal atau basah karena keringat.
- 3. Duduk di depan laptop, menyimak materi barangkali agak membosankan ya, maka saat belajar boleh kok mengambil posisi yang nyaman. Jadi boleh juga dong sambal rebahan. Hmm… ini mungkin terlihat kurang baik. Adab saat belajar untuk duduk dengan baik namun dalam kondisi seperti ini bisa dimaklumi kok. Posisi yang nyaman bagi anak-anak bisa membuat mereka lebih fokus.
- 4. Perlengkapan sekolah juga telah dipersiapkan terlebih dahulu sebelumnya agar tidak terburu-buru saat mengikuti kelas. Sebaiknya mulai join juga sama seperti masuk kelas. Jangan sampai terlambat ya
Tantangan PJJ Untuk Orangtua
Tantangan PJJ, ternyata tidak
hanya dihadapi oleh anak-anak saja namun juga orang tua yang mendampingi
belajar di rumah. Beruntungnya, saya dapat membersamai mereka dari mulai awal
hingga selesai pembelajaran jarak jauh ini. Bagaimana jika kedua orangtua
bekerja sehingga tantangan yang dihadapi orangtua semakin kompleks. Belum lagi
masalah teknologi yang seringkali membuat orang tua pusing, seperti saya ini
misalnya. Sekolah anak saya saat vicon menggunakan fasilitas google meet,
sedangkan untuk pengumpulan tugas dengan menggunakan google classroom. Ini
merupakan hal yang baru buat saya. Ini beberapa kendala sebagai orangtua yang menemani
anak saat pembelajaran jarak jauh ;
- 1. Anak-anak diminta membuat akun dengan nama anak dengan email gmail. Saya kira jika punya dua anak berarti harus punya 2 gadget, kalau punya anak berarti punya 3 gadget. Oh ternyata tidak seperti itu ya. Bisa kok membuat akun masing-masing dalam 1 gadget. Inipun hasil setelah saya bertanya-tanya kepada teman yang sudah mengenal teknologi lebih jauh. Jadi tiap anak saya buatkan akun di chrome yang berbeda-beda. Tujuannya agar mereka bisa bergabung di GC atau google classroom masing-masing. Alhamdulillah, walaupun lahir di tahun 80an, saya masih bisa mengikuti perkembangan teknologi yang pesat ini. Mengerti cara membuat email, unduh, download dan mengedit foto maupun video untuk tugas anak. Saya nggak dapat membayangkan orangtua yang sebelumnya tidak mengenal teknologi lalu harus menemani anak-anak mereka belajar melalui dunia maya, tentu saja mempunyai kendala yang lebih besar.
- 2. Membagi waktu saat menemani pembelajaran jarak jauh, mengerjakan tugas dan mengumpulan tugas antara masing-masing anak. Memiliki 3 anak dengan jenjang kelas yang berbeda-beda dan semuanya masih membutuhkan pendampingan jadi kendala juga bagi saya. Alhamdulillah, pengumpulan tugas tidak harus diselesaikan di hari yang sama. Ada waktu untuk mengerjakan dan mengumpulan antara 1-2 hari hingga 1 minggu. Belum lagi membagi waktu dengan pekerjaan rumah tangga.
Semua tantangan yang dirasakan
orangtua rasanya hampir sama ya. Saat membaca status wa teman-teman, mereka dan
saya merasakan pusing, lelah dengan keadaan ini dan ingin sekolah seperti sedia
kala. Semoga pandemic segera berakhir ya aamiin. Dan kita semua hendaknya
menyadari jika Pendidikan anak-anak berawal dari rumah.
Setiap orangtua dapat menjadi guru dan setiap rumah dapat menjadi sekolah.
Tetap Semangat.
Posting Komentar
Posting Komentar