header hapsari adiningrum

5 Hal Yang Dirindukan Saat Ramadhan Ditengah Pandemi




Ramadhan Mubarak. 

Ramadhan bulan mulia. Bulan penuh ampunan dan rahmat. Bulan seribu bulan walaupun tahun ini tanpa tarawih berjamaah... 

Selesai tarawih aku menangis tersedu. Ada rasa haru dan sedih yang menyesakki dada. Tarawih hari pertama aku lakukan di rumah. Rasanya lebih sepi dibandingkan Ramadhan tahun 2016, saat aku puasa pertama tanpa suami. 

Ramadhan tahun 2020 ini memang tak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada banyak kerinduan yang dirasakan anak-anak. Barra, sejak seminggu sebelum masuk bulan Ramadhan sudah tahu jika nanti tak ada salat Subuh berjama'ah, salat Tarawih dan buka bersama. Namun terkadang ia masih saja merengek ingin melakukannya. " Aku mau salat Subuh di masjid mah, seru... Habis salat bisa jalan-jalan barang teman-teman". Saya jawab singkat saja " Maaf, belum bisa Barra, masih ada virus corona". Diapun memahami karena memang sudah 2 bulan ini kami tak ke mana-mana.  

Sehari sebelum puasa, biasanya di kompleks perumahan mengadakan tarhib atau pawai keliling kompleks sambil bershalawat. Anak-anak membawa manggar dan beberapa membunyikan kaleng berisi kerikil. Seru sekali karena itu adalah wujud kegembiraan kami dalam menyambut bulan mulia ini.




Tahun ini, dalam menyambut Ramadhan, persiapan Ramadhan yang kami lakukan yaitu bersih-bersih dan menghias rumah. Seperti mengelap kaca jendela, beberes mainan, menggosok lantai dan juga membuat hiasan menyambut Ramadhan. Inilah hasil kreasi anak-anak sehari sebelum Ramadhan tiba. Mereka antusias dan gembira sekali ketika selesai dan menempel nya di dinding rumah. 


Walaupun dalam suasana Ramadan yang berbeda, Ramadhan tetap bulan penuh pahala dan keberkahan. Kami melakukan salat berjamaah di rumah. Aku sebagai imam, karena Barra masih belum bisa menjadi imam. Dengan 3 makmum kecil dan nenek yang sedang terbaring sakit, kami melakukan salat jamaah di ruang tamu. Suasana berbeda, namun aku merasakan banyak pengalaman. Sebagai imam yang bacaan surat pendeknya 3 Qul diulang-ulang membuatku harus lebih belajar untuk menghafalkan lebih banyak lagi surat pilihan. Malu ah, hafalannya lebih banyak daripada Caca yang sebentar lagi mau masuk SD. Caca sudah hafal sampai Al Zalzalah. 

Ramadhan tahun ini, kami juga tak pernah mengadakan buka bersama. Kalau tahun lalu, banyak grup alumni membuat wacana bukber tapi hanya satu yang terlaksana, tahun ini nggak ada wacana sama sekali.  Mau bukber online, tapi rasanya kurang seru. Ya Allah, kangen juga sama teman-teman dan juga tetangga sekitar saat kami buka bersama. Masing-masing membawa makanan berbeda dan nanti dikumpulkan untuk dimakan bersama. Sederhana namun penuh kekeluargaan. 

Sepertinya nanti, setelah selesai Ramadhan, nggak ada salat Idul Fitri. Membayangkannya, mata rasanya sudah berkaca-kaca. Rindu sekali ya Allah... Kemarin saya membaca status seorang sahabat bahwa  para kepala keluarga harus mempersiapkan diri untuk menjadi imam salat Idul Fitri. Ini menjadi salah satu persiapan lebaran yang sangat berbeda dengan lebaran sebelumnya. 

Suasana Ramadhan yang berbeda sekali, namun semangat berbagi nya masih tetap sama, bahkan mungkin lebih. Saat pandemi sekaligus di bulan Ramadhan ini, semangat berbagi kebaikkan yang kurasakan justru semakin besar. Aku sekali lagi tak dapat menahan rasa haru atas kebaikkan orang-orang. Kami telah menerima banyak sekali bingkisan dan juga hidangan untuk berbuka. 

Ramadhan Mubarak. 
Apa cerita teman-teman ketika menjalani Ramadhan saat pandemi seperti sekarang ini... 

Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

There is no other posts in this category.

12 komentar

  1. Semoga kita bisa merasakan nikmatnya ramadan dan lebaran seutuhnya dalam situasi apa pun.

    BalasHapus
  2. Meski dalam suasana yg berbeda, insya Allah Ramadan dan Lebaran kali ini tetap penuh hikmah dan berkah ya mba.. Insya Allah..

    BalasHapus
  3. Duh mellow bacanya Mbak, aku kangen pengen tarawih di masjid, tahun ini menahan diri..semoga berkah Ramadan kita ya aamiin...

    BalasHapus
  4. Memang nuansa Ramadan dan lebaran ini pasti berbeda akibat pandemi...hanya bisa berharap semoga Corona cepat berlalu saja. Rindu shalat jamaah di mushola samping rumah

    BalasHapus
  5. Seru ya Mba, aktivitas sekolah di Ar Ridho, anak2 juga pasti kangen banget dengan situasi puasa di sekolah...pasti lebih mudah krn banyak temennya

    BalasHapus
  6. Iya ya. Ga ada salat Ied online ya mbak klo lebaran pandemik gini? Ibadah online kaya gereja gitu? Semoga kerinduannya cepat terobati ya.

    BalasHapus
  7. semoga pandemi ini segera berakhir, semoga tahun depan kita bs merasakan Ramadhan dan Ied Fitri seperti tahun2 sebelumnya, aaamiin

    BalasHapus
  8. Iya, tahun ini adalah moment Ramadhan dan lebaran yang luaaaarrr biasa. Kita harus bersabar dan menerima kenyataan bahwa untuk sementara waktu belum bisa berkumpul dengan orang-orang kesayangan yang ada di luar rumah, seperti sahabat, keluarga besar dan teman-teman lainnya. Semoga ya pandemi ini segera berlalu.

    BalasHapus
  9. Bener juga ya, aku pun merindukan suasana ramadan yang normal.
    Mbak, semoga nenek diberikan kesehatan lagi, sehat sehat semua yaa

    BalasHapus
  10. Semangat mba Hapsari, aku pun rindu dengan yang kita lakukan di ramadan sebelumnya hehehe
    rindu baca ayat Alqurandengan pengeras suara di mushola. Rindu tarawihbersama.

    BalasHapus
  11. Ramadan dan lebaran yang berbeda dan nggak pernah aku bayangkan seumur hidupku ini mbaa. Sepanjang hidupku, ramadan dan lebaran pasti selalu kusambut dengan ceria dan sukacita karena selalu ada agenda2 di dalamnya. Tapi demi kebaikan bersama, tak apa lah ya. Yang penting semua sehat. Semoga pandemi segera berlalu ya mbaa

    BalasHapus
  12. walaupun ramadhan kali ini sangat berbeda, insyaAllah tidak mengurangi maknanya dan masih bisa beribadah sebaik mungkin

    BalasHapus

Posting Komentar