"Caca, kalau cuci tangan, airnya jangan besar-besar ya. Secukupnya saja yang penting cukup untuk cuci tangan"
"Nak, kalau cuci gelas dan piring, saat sabunan, air kran dimatiin dulu ya. Ntar kalau mau bilas baru deh dinyalain lagi"
"Kak, kalau air di kamar mandi udah penuh, dimatiin dong, jangan sampai luber. Sayang lho airnya jadi kebuang-buang"
Begitulah kecerewetan saya setiap hari, setiap saat. Mengingatkan anak-anak untuk hemat air harus dilakukan secara konsisten. Anak-anak memang suka mainan air ya. Saat menyiram tanaman, memang bisa sambil main semprot-semprot air. Saat cuci piring, asik mainan air. Mandi kadang kalau nggak diingatkan bisa lama di kamar mandi, eh tahu-tahu air di bak mandi sudah hampir habis. Anak-anak jika dikasih tahu secara lembut dan terus menerus juga mengerti kok kalau mereka harus menjaga bumi dengan cara menghemat air. Ini juga yang sering diajarkan di sekolah.
Sekolah alam Ar Ridho Semarang, merupakan sekolah yang istiqomah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Setiap tahun, Anak-anak saya yang belajar di sini memperingati hari bumi di bulan April. Nggak hanya acara bulanan saja, siswa juga setiap hari belajar bagaimana menjaga bumi yang kita tempati dengan cara sederhana. Salah satunya adalah dengan membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat tanpa kemasan plastik. Setiap bulan juga diadakan acara parenting yang mengangkat tema tentang menjaga bumi. Salah satu acara yang pernah dilaksanakan adalah seminar dan parenting "Rumah Minim Sampah" yang diadakan bulan Juni tahun 2019. Sampah rumah tangga yang berupa plastik kemasan ini ternyata banyak banget ya. Jumlahnya setara dengan dua candi. Ini karena terlalu banyak dan menumpuk seperti gunung.
Banyak sekali dampaknya bila kita abai terhadap lingkungan. Hilangkan pikiran jika "ini cuma sampah plastik kecil yang nggak berpengaruh buat bumi". Jika satu orang berpendapat demikian maka bagaimana jika jutaan penduduk berpendapat yang sama. Bumi sudah penuh dengan sampah plastik dan juga berpengaruh terhadap perubahan cuaca.
Plastik kemasan, sedotan plastik dan botol plastik yang sering kita beli sekali pakai itu ternyata mengandung metana dan etilena, dua zat yang merupakan gas rumah kaca paling berbahaya. Gas ini keluar saat terkena sinar matahari kemudia plastik rusak. Plastik yang terurai sendiri ternyata juga berbahaya. Walaupun dalam jumlah relatif kecil, namun jika tak terkendali dapat menyebabkan dampak yang merugikan bagi kehidupan umat manusia.
Rumah kaca sering sekali kita dengar terkait dengan perubahan iklim. Rumah kaca adalah sebuah bangunan yang seluruh dinding dan atap terbuat dari kaca, dimana sinar matahari yang masuk terperangkap di dalamnya, sehingga seluruh ruangan di rumah kaca menjadi hangat sepanjang hari. Efek rumah kaca merupakan istilah dimana bumi sudah ditutupin oleh zat-zat berbahaya sehingga sinar matahari terus terperangkap di dalam armoafer bumi. Akibatnya, bumi semakin tahun semakin hangat. Bahkan saat malam hari, seharusnya dengan suhu sejuk namun sekarang lebih terasa gerah/panas. Inilah yang disebut pemanasan global.
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. (Wikipedia). Bisa dibayangkan jika bumi semakin panas juga akan berpengaruh terhadap iklim. Hal ini sudah kita rasakan ya. Musim kemarau panjang yang membuat tanah dan sumber air kekeringan. Jika biasanya 4 bulan, sekarang kemarau panjang bisa sampai 6 bulan. Kita akan semakin sulit mendapatkan air bersih, padahal air adalah kebutuhan utama bagi makhluk hidup.
Bahaya Kemarau Panjang
Musim kemarau selain menyebakan kita merasakan panas dan gerah ternyata juga mengakibatkan hal-hal yang membahayakan lho teman-teman. Seperti ini ya ;
1. Kekurangan air bersih untuk hidup
Air jadi kebutuhan utama makhluk hidup ya. Kita minum setidaknya 8 liter per hari. Jika tidak ada air bersih untuk minum, apa mau minum air kotor yang nggak sehat. Malah nanti bikin penyakit ya. Jika kekeringan di saat musim kemarau panjang mengakibatkan pasokan air bersih berkurang maka kita bisa dehidrasi.
2. Nggak bisa menyuci dan bersih-bersih rumah.
Mau mandi butuh air bersih, mau cuci piring butuh air bersih , mau nyuci baju juga butuh air bersih. Banyak banget ya kebutuhan kita akan air bersih. Kalau nanti nggak bisa dapat air bersih karena terjadi kekeringan maka kita nggak bisa mandi akibatnya badan jadi kotor dan timbul penyakit kulit. Nggak mau deh hal kayak gini terjadi sama kita.
3. Hewan-hewan bisa mati kehausan.
Binatang yang nggak bisa menemukan sumber air bersih bisa mati karena kehausan.
4. Timbul penyakit.
Selain karena nggak mandi karena nggak ada air bersih, rumah jadi kotor karena nggak pernah dipel. Hewan peliharaan juga nggak pernah dimandiin karena nggak ada air bersih. Penyakit yang timbul saat musim kemarau panjang bisa jadi bahaya bagi kesehatan kita.
5. Bahaya kelaparan.
Para petani yang tidak mendapatkan air bersih maka sawah mereka akan kekeringan dan terjadi gagal panen. Di sektor perkebunan dan perikanan juga terancam karena kesulitan mendapatkan air bersih. Ini bisa menjadi bencana kelaparan yang dimana-mana
Langkah Kecil Selamatkan Bumi
Kekurangan air bersih, suhu yang semakin panas, musim kemarau panjang dan berbagai pencemaran udara merupakan ancaman nyata di depan mata. Ini juga nggak hanya berbahaya bagi kesehatan namun juga keselamatan kita, termasuk anak-anak kita nantinya. Semuanya pasti ingin anak-anak tumbuh sehat dan baik di lingkungan yang sehat. Bahaya kekeringan juga saya uraikan ya di tulisan ini.
Yuk, mulai sekarang, kita bisa kok menjaga bumi dengan langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan bersama keluarga.
1. Kurangi menggunakan plastik kemasan atau botol sekali pakai. Jika memungkinkan bawa botol sendiri untuk membeli minuman atau tepak untuk membeli makanan. Sedikit ribet barangkali di awal-awal, namun ternyata langkah kecil ini bisa mengurangi sampah dan menjaga kelestarian bumi. Selain itu masih ada banyak contoh lainnya seperti tidak menggunakan sedotan plastik atau bila terpaksa membeli botol plastik maka jangan di buang tapi diolah kembali. Pengolahan botol plastik sudah banyak dilakukan baik oleh perorangan atau kelompok. Ecobric namanya, dimana plastik kemasan dimasukkan ke dalam botol dan nantinya bisa dijadikan meja, kursi atau bentuk lainnya.
2. Hemat air.
Seperti yang saya lakukan diawal tulisan ini. Mematikan kran air setelah selesai mandi atau keluar dari kamar mandi. Saya bahkan pernah mengajarkan pada anak-anak untuk menggunakan maksimal 10 gayung saat mandi. Jadi nggak terlalu banyak air yang digunakan, namun badan sudah bersih.
"Buang biji buah di tanah" Ini adalah nasihat yang bagus dan sudah saya terapkan. Biji-biji buah yang saya buang ke tanah, bukan di tempat sampah. Taman saya yang nggak begitu luas, gini sudah dipenuhi dengan 5 pohon pepaya.
Menanam pohon selain bisa dipanen nantinya juga bisa menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup disekitarnya. 1 pohon bisa mengeluarkan oksigen untuk 2 orang, jadi jika ada 4 anggota keluarga di rumah, setidaknya kita harus punya dua pohon ya. Semakin banyak juga semakin bagus karena rumah jadi sejuk dan udara lebih bersih.
Jangan khawatir ya kalau misal teman-teman nggak punya lahan untuk menanam. Sekarang sudah banyak cara dikembangkan cara menanam dengan lahan sempit seperti misalnya dengan teknik hidroponik.
Yuk teman-teman kita mulai dari hal yang terlihat sepele namun memiliki manfaat besar untuk lingkungan di sekitar kita dan untuk bumi tercinta.
Saya sudah berbagi pengalaman soal climate change. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog " Climate Change" Yang diselenggarakan oleh KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-ibu Doyan Nulis. Syaratnya bisa Anda lihat disini:
https://bit.ly/LombaBlogPerubahanIklimKBRIxIIDN
https://bit.ly/LombaBlogPerubahanIklimKBRIxIIDN
Posting Komentar
Posting Komentar