Sudah lebih dari tiga tahun saya menjali hidup sebagai ibu tunggal. Menjadi single mom karena cerai mati atau cerai hidup bukanlah hal yang mudah. Tak ada satupun wanita ketika menikah mempunyai cita-cita menjadi janda. Semua ingin pernikahan yang langgeng hingga kakek dan nenek dan mengantarkan anak-anak sampai dewasa menuju gerbang pernikahan.
Beberapa kali saya mendapat pertanyaan “ kapan mau menikah lagi” atau pertanyaan sejenis “ kapan anak-anak dapat papah baru”. Menikah lagi juga bukanlah hal mudah, karena saya mempunyai 3 anak. Kalau mau menikah juga pastinya mau menerima kehadiran anak-anak. Apalagi nanti jika saya mendapatkan duda, yang juga sudah mempunyai anak dari pernikahan sebelumnya. Pasti akan tambah kompleks permasalahan yang timbul.
Almarhum suami-semoga Allah merahmatinya |
Keinginan untuk menikah lagi pernah saya pikirkan, jika hal itu terjadi atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka inilah yang akan menjadi bahan pertimbangan ;
Tujuan Menikah
“Nikah Hap, anak-anakmu masih kecil dan mereka butuh sosok ayah” pernyataan seperti itu pernah dilontarkan seorang sahabat. Saya, tentu saja berusaha memahami perhatiannya.
“Menikahlah untuk kebahagiaan anak-anak” itu juga bentuk dorongan dan semangat para sahabat. Ayah yang tegas, cinta pertama bagi putrinya, humoris, penyayang dan penegak disiplin dalam keluarga adalah gambaran ideal seorang ayah. Namun, sejujurnya saya tak berharap terlalu muluk-muluk. Jika saya terlalu berharap orang lain akan membahagiakan, takut terlalu kecewa. Lebih baik saya mencari pa kebahagiaan sendiri kemudian bisa berbahagia dengan anak-anak. Apa bisa bahagia dengan kesendirian? Tentu saja bisa, dengan travelling, olahraga, melakukan hal-hal yang disukai dan lain sebagainya.
Tujuan pernikahan bukan hanya untuk kebahagiaan anak-anak, justru ketika saya sudah bahagia saat ini, saya bisa membagi kebahagiaan dengan anak-anak dan juga orang lain. Bahagiakan dirimu sendiri dulu lalu berbagia bahagia. Gelas yang kosong tentu saa tak akan bisa berbagi dengan yang lain. Tujuan pernikahan adalah sama-sama bisa bersama di Surga saat di akhirat nanti. Aamiin
Minta Pendapat Anak-anak
Satu tahun yang lalu, saya pernah dekat dengan laki-laki dan saya kenalkan juga dengan anak-anak. Saya berusaha bertanya dan meminta pendapat anak-anak tentang bagaimana sosok oom ini. Walaupun ada pendapat, jangan mengenalkan laki-laki yang belum pasti akan menjadi ayah baru, karena takut berdampak pada psikologi anak, namun saya berpendapat sebaliknya. Anak-anak juga perlu tahu jika mamanya memiliki teman laki-laki, walalupun pada akhirnya gagal menjadi ayah baru bagi mereka. Minta pendapat anak berarti menghargai pendapat anak dan menganggap mereka penting bagi saya. Walaupun kadang jawaban mereka lucu-lucu ketika saya tanya “Barra, gimana oom baik nggak?” terus jawab Barra “ Baik, soalnya aku dibelikan mainan” . Anak-anak memang masih polos, jawaban mereka kadang mengundang tawa. Alasan mereka ingin punya papa lagi, biar kalau ada arisan bapak-bapak di kampung mereka jadi bisa keluar dan main di malam hari. :-)
Beberapa kesepakatan
Selama ini saya mendidik anak-anak dengan cara saya. Jika nanti menikah dan papa baru juga sudah mempunyai anak, tentu saja kami perlu mengatur beberapa kesepakatan. Misalnya, saat anak saya mendapatkan masalah, maka saya yang perlu menegur dan menghukumnya bila diperlukan. Begitu pula anak sambung yang tentu saja sudah berbeda cara mendidiknya.
Inilah beberapa pertimbangan jika saya akan menikah lagi. Keinginan itu terkadang timbul tenggelam tergantung kondisi. Kalau lagi baper, ya pengennya makan. Eh itu kalau lagi laper ya. Jika nanti masih ada jodoh, semoga saja menemukan pasangan yang baik, menyayangi anak-anak sepenuh hati dan jadi iman yang memuliakan istri. Aamiin
Semoga yang terbaik untuk mbak Hap dan anak-anak ya mbak, dari keluarga sendiri aku pernah liat, adikku sendiri cerai pisah untung belum punya anak, nikah lagi dengan bujangan malah dapat anak sepasang dan bahagia. Dari tanteku yang satu lagi nikah lagi dia malah nambah anak, lalu cerai lagi malah jadi berat beban ekonominya. Dari tante yang satu cerai pisah gegara gak ada anak, nikah lagi gak bisa punya anak, adopsi anak suaminya yang sekarang anak adik iparnya yang kembar. Memang selain manusia bisa berusaha dan berdoa, tetap Alloh yang menentukan takdir kita, karena sudah tertulis di Lauhul Mahfuz-Nya.
BalasHapusSemoga yang terbaik sajalah untukmu dan anak2, ya. Aku setuju kok, bahwa kebahagiaan itu bisa diraih dengan berbagai jalan.
BalasHapusInsya Allah yang terbaik dari-Nya untuk.mbak sekelg ya.. Aamiin..
BalasHapusIkut mendoakan ya mbak semoga Allah kasih jalan yg terbaik untukmu dan anak2
BalasHapusSemoga dimudahkan Allah segala urusan ya Mbak Hap, sehat sekeluarga, mendapat jodoh yang baik dan sayang anak-anak, aamiin..
BalasHapusMemiliki suami lagi sama halny membina rumah tangga mulai dari nol lagi, ya, Mbak. Bahkan kali ini akan lebih kompleks dibandingkan pas masih lajang atau sama-sama sendiri. Sekoga Mbak Hap selalu diberikan kebahagiaan agar bisa berbagi bahagia dengan anak-anak juga.
BalasHapusIkut mendoakan yang terbaik untuk mbak Hapsari. Semoga dipertemukan dengan jodoh yang baik dan sayang pada anak-anak
BalasHapus