Assalamualaikum
teman-teman, apa kabar semoga sehat selalu ya.
Beberapa
tahun terakhir ini, saya sudah mendengar kalau BPJS Kesehatan dapat digunakan
untuk fisoterapi bagi anak berkebutuhan khusus. Sejak bulan April 2019 saya
membuktikan sendiri jika anak pertama saya dengan diagnosis ASD (Autism Spektrum
Disorder) bisa terapi dengan BPJS Kesehatan. Di blog ini saya akan membagikan pengalaman
dan langkah-langkah jika ingin terapi
bagi anak berkebutuhan khusus.
Langkah Pertama, Fasilitas Kesehatan Tingkat 1
Pertama,
datang ke dokter keluarga atau puskesmas atau klinik tempat dimana fasilitas
pertama BPJS Kesehatan yang kita tunjuk. Ceritakan gejala atau perilaku anak
yang tidak sesuai dengan tumbuh kembangnya. Anak saya, Arfa sudah berumur 11
tahun saat ini dan belum dapat berkomunikasi dengan baik. Selain itu ada ciri
lainnya seperti kontak mata buruk, hanya beberapa detik saja (kurang dari 1
menit), suka dengan hal yang berputar seperti roda dan kipas angina serta
beberapa tanda lainnya seperti gambar di bawah ini..
Dokter Spesialis Anak, faskes Tingkat 2
Dokter di
faskes (fasilitas kesehatan) pertama akan memberikan surat rujukkan ke Dokter
Spesialis Anak di RS type C atau type B. Saat itu saya memilih Rumah Sakit
Nasional Diponegoro yang terletak di kawasan kampus UNDIP Tembalang, Semarang. RS
ini walaupun tipe C namun memiliki fasilitas dan standart seperti RS tipe
B.
Saya segera
melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak. Saya ditanya tentang segala
hal yang berhubungan dengan Arfa, termasuk dulu dilahirkan dengan usia
kehamilan berapa, berat badan lahir, panjang badan saat lahir serta tahapan
tumbuh kembangnya dari merangkak, mulai berjalan hingga saat ini. Kemudian dokter
juga melihat Arfa yang memang terlihat sekali ciri autisnya dan segera
memberikan surat rujukkan ke dokter rehabilitasi medik di RS yang sama. Inilah
langkah kedua ya teman-teman untuk mendapatkan terapi bagi abk dengan BPJS
kesehatan.
Dokter Rehabilitasi Medik Di Faskes Tingkat 2
Selanjutnya,
di langkah ketiga ini saya mendatangi dokter rehabilitasi medik di keesokkan
harinya. Dengan BPJS kesehatan hanya bisa periksa di satu dokter dalam satu
hari. Dokter rehabilitasi medik melakukan pengamatan lebih detail pada Arfa. Dokter
juga bertanya di umur sekarang ini Arfa ( 11 tahun) sudah bisa apa saja.
Saya kemudian
menceritakan bahwa sejak umur 3 tahun sudah mendapatkan terapi wicara di rumah
terapis wicara secara mandiri (Biaya sendiri) untuk sekarang ini. Jadi saya
ingin menambahkan terapi agar tumbuh kembangnya semakin baik dan
ketertinggalannya dapat terkejar. Kemudian dokter mengajak kami menemui terapis
okupasi dan meminta untuk melihat kemampuan Arfa serta menjadwalkan kunjungan
terapi setiap minggunya.
Terapi Okupasi, Semangat ya Sayang...
Ruang fisioterapi
di RSND ini cukup luas dan nyaman. Selain bagian untuk fisioterapi anak
terdapat juga ruang untuk fisioterapi bagi para eyang dengan diagnosa
osteoporosis, patah tulang atau yang habis kecelakaan. Jadi, kalau mengantar
anak terapi butuh kesabaran dan meluangkan waktu karena dipastikan bisa
menunggu selama 2-3 jam.
Ternyata, banyak juga anak-anak yang umur 2
tahun yang menjalani terapi okupasi. Memang lebih cepat didiagnosa akan lebih
cepat ditangani sehingga perkembangannya bisa mengalami kemajuan. Orang tua
terkadang menunggu dan berkata nanti juga akan bicara sendiri jika sudah
waktunya. Nanti juga akan jalan sendiri kalau sudah waktunya. Nanti juga akan
bisa sendiri kalau sudah umur segini. Tanpa disadari, waktu berjalan begitu
cepat dan anak semakin terlihat berbeda dengan teman-temannya yang sebaya. Saya
dulu termasuk terlambat karena merasa nanti anak akan bisa sendiri saat
waktunya tiba. Semoga segala usaha hari ini mampu mengejar keterlambatannya.
Arfa dijadwalkan
terapi okupasi sekali dalam seminggu setiap hari Selasa dengan terapis bernama mbak
Anis. Dalam beberapa kali kunjungan, saya melihat ada kemajuan seperti kontak
mata lebih lama dan menurut pada instruksi. Sabar dan disiplin adalah dua kunci
untuk orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus saat terapi. Hargai setiap
proses yang sudah dicapai anak agar kita merasa semakin semangat dan bersyukur.
Jika ada pertanyaan di mana ya tempat terapi anak berkebutuhan khusus yang baik
maka jawaban saya adalah di rs mana saja pasti baik karena sudah ada standart
yang diberlakukan, yang penting adalah terus berlatih dan diulang di rumah. Karena
di RS hanya beberapa menit saja (sekitar 45 menit) sedangkan anak akan
menghabiskan waktu selama berjam-jam di rumah.
Inilah pengalaman
saya menggunakan BPJS Kesehatan untuk terapi okupasi bagi anak saya dengan diagnose
autis. Bagi saya, BPJS Kesehatan ini membantu sekali ya untuk kesehatan serta perkembangan
anak saya. Semoga kedepannya ada perbaikkan di setiap layanan dan memberikan
lebih banyak manfaat untuk masyarakat. Aamiin.
Memang sangat membantu ya mbak. Ngerasain juga. Lengkap infonya mbak. Ni berguna banget. Semangat mbak hapsari. Kecup sayamg buay arfa ya
BalasHapusTerima kasih ya, sudah diingatkan. Aku termasuk orangtua yang lebih suka menunggu anak2 bisa sendiri. Padahal memang kadang butuh stimulasi lebih ya
BalasHapusJadi memang penting banget ya memperhatikan kemampuan anak sesuai usianya, kalo di usia tertentu ternyata masih belom bisa melakukan itu padahal sudah diberi stimulus, sebaiknya dicek juga ya mbak ke dokter. Semoga lancar terus dan sehat terus ya, Arfa..
BalasHapussemangat ya mama Arbaca dan kak Arfa, jadi inget ya sudah lama banget nih nggak main ke rumah kakak arbaca *muach
BalasHapusSemangat ya, Mbak. Sehat terus & semangat terapinya ya, Kakak Arfa.
BalasHapusSebenarnya kalau mau sabar, dan teliti kita bisa memaksimalkan manfaat dari BPJS ya mbak...makasih infonya...
BalasHapusAlhamdulillah..cakupan pelayanan BPJS Kesehatan makin luas sekarang ya mbak.. ohya nitip salam sayang utk Arfa ya..
BalasHapusAku pakai bpjs ini sangat membantu banget, mbak kalo untuk tepi jiwa gitu pakai bpjs isa gak ya?
BalasHapusTerima kasih atas postingannya yg menginspirasi ya mbak, jadi masukan yang berarti untuk semua orang termasuk saya juga
BalasHapusTips praktis banget ni. Pasti akan sangat membantu siapa pun yang belum tau proses menggunakan kartu bpjs mereka untuk mendapatkan layanan kesehatan.
BalasHapusThanks for sharing mbak ^^
Semoga semangat selalu mendampingi ananda terapi okupasi ya mbak Hap. Apalagi ada fasilitas kesehatan yang bisa dimanfaatkan. Aku dan keluarga juga merasa terbantu dengan adanya BPJS ini
BalasHapusSemangat ya mb Hap, semoga Arfa tumbuh kembangnya semakin baik. Ponakanku juga ada yang autis, karena kesabaran ayah ibunya dalam mendampingi terapi dan lain lain sekarang anaknya bisa kuliah, nilai nilainya tinggi pula
BalasHapusSemangat ya Arfa dan Bunda, Alhamdulillah ya terbantu sekali dengan adanya BPJS kesehatan ini, semoga tumbuh kembang Mas Arfa semakin baik aamiin..loveee..
BalasHapusTernyata bisa juga ya BPJS digunakan untuk terapi okupasi.
BalasHapusSemangat terus ya Arfa sayang, semoga ada progress yang bagus setelah mengikuti terapi ini. Bundanya tetap semangat dan sabar ya.
Mba Ning memang ngurusin BPJS kudu sabar banget. Ku ngalamin ngurusin ini karena mertua udah mulai sakit2an terus. Diabetesnya itu. Alhamdulillah tapi dengan BPJS dimudahkan segalanya soal pembayaran
BalasHapusDulu sih merasa BPJS akan ribet dan menyulitkan.Ternyata manfaatnya ada dan bisa dirasakan oleh banyak pihak yang membutuhkan ya. Semoga terapinya berjalan lancar mbak, biar anaknya semakin mandiri.
BalasHapus