Pertama-tama yang aku rasakan
ketika buku antalogi keduaku rampung dan diterbitkan adalah penuh rasa syukur,
haru dan bangga atas pencapaian prestasi ini. Walaupun buku antalogi ada buku
yang ditulis oleh beberapa penulis sekaligus dalam satu buku ternyata bukan hal
yang mudah untuk bisa selesai dan menjadi sebuah karya. Para penulis pastinya
mempunyai kesibukkan sendiri-sendiri yang terkadang bagi kami sulit untuk
mengkoordinasikan waktu dan jadwal diskusi mengenai isi dan tulisan kami. Namun
karena kami semua mempunyai target yang sama, maka semua diharapkan untuk dapat
bekerjasama dan menyelesaikan buku ini.
Aku jadi teringat dengan
pengalaman menulis buku solo perdanaku pada tahun 2014 yang lalu. Jika menulis
buku sendiri, tentunya hanya perlu koordinasi dengan banyak orang. Aku hanya
butuh mendisiplinkan diri untuk
menulis dan menyelesaikan bukuku. Aku harus kejar target untuk menyerahkan
naskah sebelum deadline yang ditetapkan oleh penerbit. Saat itu aku harus
bekerja keras, terkadang mengetik naskah sampai jam 3 pagi. Setelah naskah
diterima oleh tim redaksi, aku juga masih harus merivisi naskahku. Memang butuh
perjuangan untuk menulis dan menghasilkan buku. Namun semua lelah itu akan
terbayar lunas setelah buku terbit. Bangga!.
Setelah buku terbit, apakah
sebagai penulis, tugas kita telah selesai. Tentu tidak!. Penulis juga masih
punya tugas untuk mempromosikan bukunya. Jika tidak dipromosikan, maka siapa
yang akan tahu kemudian mencari dan membaca buku kita. Bahasa sederhananya
penulis juga harus bisa menjual bukunya sendiri. Mempromosikan buku bisa dengan
banyak cara yaitu dengan cara terang dan jelas mengatakan “aku jualan buku ini
lho, yuk dibeli” atau yang dinamakan dengan hard
selling. Cara semacam ini ada beberapa yang masih menerapkannya dan pada
beberapa orang sudah mulai ditinggalkan berganti dengan cara promosi yang halus
dan tidak terlihat seperti orang yang sedang jualan.
Cara penjualan yang bagaimana sih
yang halus dan tidak terlihat seperti orang jualan, cara seperti ini disebut copy writing atau soft selling. Jika teman-teman mengamati hiruk pikuk di sosial
media saat ini, sekarang banyak pelaku bisnis online shop yang saat mempromosikan
produknya memakai kata-kata yang lebih menarik dan tidak langsung menawarkan
produk, padahal sebenarnya mereka juga jualan produk. Ini ilmu baru yang sangat
menarik dan wajib bagi penulis untuk bisa mempraktikannya. Termasuk aku yang ingin
belajar lebih lanjut tentang teknik jualan soft selling atau copy writing ini.
Semoga bermanfaat
#odopokt28
#30dwcjilid9
#day20
#squad5
Pingin nih belajar copywriting. Tetap semangat menulis ya, mbak. Salam kenal ^^
BalasHapus