header hapsari adiningrum

(Resensi Buku) Pejuang Shubuh





Judul buku : Kumpulan Cerita Pejuang Shubuh
Penulis : Aan Wulandari
Editor : Dhita Kurniawan
Cetakkan Pertama : Juli 2016
Cetakkan kedua : Maret 2017
Penerbit : Tiga Ananda Creative imprint of Tiga Serangkai.
Isi Halaman : 72 Halaman

Membangunkan anak untuk melaksanakan shalat Shubuh sepertinya hal yang sangat membutuhkan energi besar, ketelatenan dan rasa tega. Ini aku alamin sendiri, saat membangunkan anak-anak beberapa menit sebelum masuk waktu Shubuh. Terkadang kegiatan ini bisa membutuhkan waktu lama dan juga kesabaran tinggi, Sudah dibangunkan dari lima belas sebelum adzan berkumandang sampai selesai adzan masih juga belum bangun. Kadang karena rasa kasihan, aku biarkan saja sampai bangun sendiri, yang penting masih dalam waktu shalat Shubuh. Hiks...melakukan kebiasaan baik untuk anak-anak memang nggak mudah. Harus tega membangunkannya walaupun masih tidur nyenyak. Lebih kasihan mana, jika nanti saat dewasa, mereka dengan mudah meninggalkan shalat Shubuh. Selain rasa tega,juga butuh konsisten dari orang tuanya. 

Dalam buku ini ada 11 cerita yang akan memberikan semangat bagi anak-anak untuk bisa bangun dan shalat Shubuh tepat waktu. Enggak hanya buat anak-anak saja, buat orang tua juga semakin memotivasi dirinya untuk shalat Shubuh berjamaah di masjid. 11 kumpulan cerita ini masing-masing dengan judul Cahaya Di Kegelapan, Satu Kunci Surga, Gunung Andong, Bete! Bete!, Si Buru-Buru dan Begadang, Sakit, Gemuk. Lalu pada halama 43 terdapat cerita dengan Judul Dafina dan Aidah, dilanjutkan seteruskan dengan judul Sakit Tetap Shalat, Salju Kala Shubuh, Durian dan Rezeki Pagi dan di halaman 67 sebagai cerita penutup dengan judul Puding dan Ulangan.

Nama Aan Wulandari tentunya sudah tidak asing lagi ditelinga teman-teman yang suka membaca buku anak. Penulis yang juga tinggal di Semarang dan teman baikku sudah menerbitkan puluhan judul buku anak yang berkualitas. Termasuk buku ini yang semua kisah di dalamnya di tulis dengan bahasa sederhana khas buku anak namun tetap berbobot. Di bagian akhir setiap cerita, mba Aan, panggilan akrabnya akan memberikan tip dan untaian hadist tentang shalat Shubuh dan kemuliaan yang akan diraihnya. Setiap tip dan hadist yang dicantumkan juga bisa pas banget dengan tema cerita yang diangkat.

Di cerita pertama, saat membaca buku ini, aku sudah sangat suka lho dengan buku ini. Diceritakan seorang anak yang bernama Akif, belum berani tidur sendiri dan masih minta ditemani ayahnya sampai dia tertidur. Selain itu Akif juga takut gelap, jadi saat tidur lampu masih menyala. Lalu selanjutnya saat diajak shalat Shubuh berjamaah di masjid oleh ayah, Akif bertemu dengan sahabatnya yang bernama Najib. Najib yang sebaya dengan Akif ternyata berani datang sendirian ke masjid dalam keadaan masih gelap. Kenapa begitu?. Ternyata Najib menjawab dengan jawaban yang cerdas dan keren lho. “ Orang yang rajin shalat Shubuh berjamaah di masjid akan diberi Allah cahaya yang sempurna saat hari kiamat. Aku jadi pede deh. Kan, aku nggak pernah meninggalkan shalat Shubuh (hal 10). Ternyata jawaban Najib berdasarkan sebuah hadist yang mengatakan ; Buraidah al Aslami r.a. dari nabi Muhammad saw, bersabda : “ Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari Kiamat” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).

Di cerita dengan judul Si Buru-buru, penulis kembali menuliskan dengan apik seorang anak perempuan yang bernama Jihan yang terbiasa bangun siang dan mengakibatkan dirinya selalu terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu. Ada sebuah tip yang dituliskan oleh Mbak Aan, bahwa bangun Shubuh membuat pikiran menjadi segar. Ada banyak waktu untuk mengerjakan berbagai hal sehingga kita tak perlu buru-buru. Hidup pun jadi lebih bahagia (hal 36). Ada 11 kumpulan cerita jadi ada 11 tip dan banyak hadist yang akan disampaikan di buku ini. Selain itu ilustrasinya menarik banget dan berwarna, anak-anak pasti suka membacanya. Aku merekomendasikan buku ini lho buat teman-teman yang sudah jadi orang tua dan ingin memulai kebiasaan baik untuk anak mereka, bangun saat Shubuh.

#odopokt27
#30dwcjilid9
#day19
Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

Posting Komentar