header hapsari adiningrum

Perempuan. Luka dan Pengampunan

1 komentar

Perempuan adalah makhluk yang sulit dimengerti, demikian kata sebuah qoute dengan gambar ilutrasi seorang pria yang sedang membuka dan mempelajari buku yang sangat tebal. Buku tersebut berisi tentang seluk beluk perempuan. Sebuah quote yang aku rasa sesuai dengan apa yang aku tuliskan. Sebuah kisah nyata, pertemuan dengan perempuan yang mempunyai luka dan pengampunan sekaligus kepada laki-laki yang disebutnya kekasih.

Aku mengenal seorang istri dan juga seorang ibu yang usianya selisih seperempat abad denganku. Dari aku sekolah di sekolah dasar saat itu, beliau baru saja pindah dah menempati rumah di depan rumahku. Anak-anak mereka usianya sebaya denganku. Usiaku yang saat itu sekitar 12 tahun dengan mata sendiri menyaksikan sebuah kekerasan dalam rumah tangga yang tak dapat kulupakan. Sebut saja namanya Asmi dan suaminya, aku panggil Pak An. Saat itu entah persoalan apa, aku melihat Pak An memukul kepala bu Asmi dengan batu bata hingga kepala perempuan itu mengeluarkan darah segar. Pernah juga saat aku sedang berada di rumah Pak An, beliau marah dan melempar barang-barang yang ada di rumah hingga hancur berantakan.

Peristiwa itu terjadi puluhan tahun yang lalu, saat aku duduk di sekolah dasar dan sampai aku kuliah, aku kerap mendengar KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang dialami oleh Bu Asmi. Bukan hanya sekali, atau dua kali saja mereka pisah rumah lalu berdamai kembali. Pak An berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya, namun kejadian berulang lagi, Bu Asmi mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya sendiri. Kekasih hati yang seharusnya melindunginya dan menyayanginya. Pernah juga mereka bercerai dan aku berharap itu adalah keputusan yang terbaik untuk mereka berdua. Saat perceraian itu terjadi, aku sudah berusia 28 tahun dan sudah menikah. Bercerai hampir dua tahun, akhirnya Pak An dan Bu Asmi rujuk kembali, hingga akhirnya Bu Asmi meninggal dunia karena sakit.

Kisah kedua, tentang seorang perempuan muda, berusia menjelang 30 tahun yang aku panggil dirinya dengan nama Dee. Aku mengenalnya belum ada setahun, namun dirinya pernah menceritakan sebuah kisah yang membuatku pilu. Dee seorang perempuan cantik, wanita karir dan mapan yang mempunyai kekasih yang mengidap gangguan schizofrenia. Mereka sudah berpacaran selama hampir 4 tahun dan hubungan mereka sudah terlampau melewati batas. Yang membuat aku tak mengerti adalah Dee mengaku sudah beberapa kali memergoki kekasihnya berselingkuh dengan perempuan lain. Dan dia memaafkan laki-laki itu dan menerimanya kembali. Dee hanya berharap kekasihnya bisa berubah menjadi lebih baik, dan dia menyakini hal itu.

Setiap perempuan mempunyai batas bagaimana dia mampu menerima luka dan menyembuhkan diri terhadap luka itu. Apakah atas dasar cinta, mereka berdua bisa bertahan, mengampuni dan menerima laki-laki yang sudah menyakiti hatinya. Sampai sekarang aku tak mampu menemukan jawabannya atas pertanyaan tersebut. Yang aku tahu, perempuan mempunyai hati seluas samudra. Langit pengampunan tak terbatas untuk seseorang yang disebutnya kekasih.

#odopokt21
#30dwcjilid9
#day13
#squad5

Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

Posting Komentar