Tetap sehat murah harganya,
menjadi sehat mahal harganya. Istilah tersebut memang benar apa adanya. Karena
untuk tetap sehat, “hanya” dibutuhkan pola makan yang baik, istirahat teratur
dan olah raga. Sedangkan untuk menjadi sehat ( dari sakit jadi sehat) tentu
dibutuhkan lebih banyak hal. Seperti ; kunjungan ke dokter (bisa rawat inap
atau rawat jalan), konsumsi obat dan atau suplemen atau vitamin bila
diperlukan. Biaya dokter spesialis tentunya lebih mahal daripada dokter umum,
karena keahliannya dan juga ketrampilan yang dimiliki berbeda. Belum lagi
berbagai macam obat-obatan yang mendukung kesembuhan perlu di konsumsi selama
beberapa hari sesuai dengan anjuran dokter. Obat dengan logo generik harganya
lebih terjangkau, akan tetapi beberapa kali periksa, dokter “lebih suka”
memberikan obat non generik, kecuali bila pasien tidak lupa untuk meminta resep
dengan obat generik. Tapi pasien (contohnya saya sendiri) selalu lupa minta
obat generik.
Menjadi sehat
mahal harganya. Mahal dan tidak terjangkau adalah keluhan masyarakat miskin
yang ingin berobat. Maka tidak heran bila pengobatan alternatif di negeri ini
tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. Pengobatan alternatif yang rasional
atau bahkan mistis dan tidak masuk akal akan ramai dikunjungi masyarakat yang
ingin mencari kesembuhan. Praktik perdukunan di daerah terpencil maupun di kota
besar tetap ada walaupun dkemas dengan cara yang lebih Islami, seperti memakai
nama Kyai, Tabib, Habib dan Ustad. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan
sekali, karena hanya demi kesehatan, masyarakat rela menggadaikan aqidah
mereka.
Alhamdulillah,
sejak berkiprah pada tahun 2001, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet
Dhuafa turut andil memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat dhuafa.
Selama 12 tahun telah tercatat 25.000 kepala keluarga yang telah terdaftar
untuk mendapatkan haknya. LKC Dompet Dhuafa menggunakan dana zakat, Infaq,
Sedekah dan Waqaf (ZISWaf) dan kerjasama dengan berbagai perusahaan melalui
program CSR untuk memberikan layanan kesehatan yang Ramah, Amanah dan
Profesional.
Kenapa biaya
kesehatan bisa mahal? Pemerintah dituding tidak peduli dengan pembangunan
bidang kesehatan. Alokasi anggaran pemerintah untuk kesehatan hanya 2,1% dari
APBN. Presentase ini sama dengan tahun 2012. Lantaran akan menggelar Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014. Alokasi anggaran pada tahun ini
meningkat menjadi 44,8 miliar atau 2,4% dari APBN ( Metrotv.news 13 Oktober
2013). Tentu saja jumlah anggaran ini sangat sedikit dibandingkan dengan
anggaran pada tahun 2013 untuk kementrian Agama sebesar Rp 41,73 Triliun,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Rp66 trilun bahkan kementrian Pertahanan
alokasi belanjanya mencapai 77,27 triliun ( Viva.co.id 10 Desember 2013). Wow
sangat besar sekali perbandingannya. Padahal kesehatan masyarakat Indonesia
sangat penting untuk pembangunan di bidang lainnya.
Harapan saya
dengan menulis ini, banyak penggiat blog yang menyuarakan pendapatnya agar
anggaran untuk kesehatan dapat ditingkatkan lagi. Semakin besar anggaran
kesehatan untuk rakyat maka semakin mudah seluruh rakyat terutama rakyat miskin mendapatkan fasilitas
kesehatan yang memadai dan mudah di akses. Semoga pemerintah dapat meningkatkan
anggaran kesehatan dalam APBN di tahun 2014 dan tahun-tahun yang akan datang.
Oiya, Belum
lama ini Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengeluarkan pernyataan kontroversional
yaitu terkait dengan label halal / haram untuk obat dan vaksinasi. Menteri
Kesehatan meminta agar obat diperlakukan tidak sama dengan makanan dan minuman,
karena proses pembuatan obat bersinggungan dengan lemak babi. Pernyataan ini
tentu saja mengejutkan seluruh masyarakat terutama umat muslim. Karena bagi
muslim sangat jelas sekali hukumnya yaitu dosa apabila memakan barang haram.
Lalu bagaimana bila kita sakit dan ingin sembuh? Apa yang harus kita makan dan
apa yang kita lakukan. Menurut pendapat saya,di Indonesia sangat banyak sekali
aneka jenis tanaman obat. Dari bahan yang sangat mudah di dapat di sekitar
rumah seperti bawang merah dan bawang putih. Bawang putih mengandung anti
bakteri, antioksidan, anti radang dan dapat mencegah kanker . Itu baru sebatas
bawang putih saja belum aneka jenis tanaman herbal yang lainnya. kalau saya
jika sakit ringan seperti flu, batuk atau pilek cukup dengan minum madu dan
istirahat yang cukup. Khasiat madu sudah disebutkan dalam Al Quran Surat An
Nahl ayat 69 “ Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda kebersaran Tuhan bagi orang-orang yang
memikirkannya. Subhanallah...
Harapan saya
yang lain akan ada penelitian lebih lanjut tentang tanaman herbal yang dapat
digunakan untuk pengobatan dengan dosis yang tepat. Selama ini pengobatan
alternatif dengan tanaman herbal belum digunakan oleh kalangan medis karena
belum ada penelitian jadi belum bisa digunakan seberapa tepat takaran yang
sesuai untuk suatu jenis penyakit. Tanaman herbal yang tersebar di seluruh
daerah ini tentunya akan menjadi obat yang murah dan minim efek samping.
Selamat Milad
LKC Dompet Dhuafa yang ke-12 dan Selamat Hari Kesehatan Nasional yang jatuh
pada tanggal 12 november , semoga sehat
milik semua dapat segera terwujud nyata.
Artikel MenujuSehat milik semua Rakyat Indonesia ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Sehat Milik
Semua.
Posting Komentar
Posting Komentar