header hapsari adiningrum

Gentle Birth


Beberapa tahun terakhir, saya menemukan istilah water birth yang biasa digunakan untuk persalinan. Ya, water birth booming dan menjadi trend di kota-kota besar dan rumah sakit berkelas. Water birth menjanjikan persalinan minim rasa nyeri dan lebih rileks. Water birth adalah metode melahirkan di kolam dalam air. Air yang digunakan air hangat yang mendekati suhu air ketuban. Oleh karena saat bayi keluar saat persalinan normal, bayi akan meluncur ke dalam air hangat di kolam sehingga tetap merasa nyaman seperti di dalam rahim. Air hangat juga membuat ibu merasa rileks.

Biaya untuk persalinan secara water birth lebih rendah dari operasi caesar, tetapi lebih tinggi dari persalinan normal. Mengingat alat yang digunakan seperti kolam dan air hangat serta bidan atau dokter spesialis kandungan yang siaga di dalam air menangkap bayi yang baru saja di lahirkan. Water birth “menjanjikan” persalinan dengan nyaman, rileks dan membuat bayi tidak “trauma” karena dari ruang berair (rahim yang berisi air ketuban), bayi keluar di dalam kolam dengan air hangat. Hal ini juga tidak membahayakan bayi karena sesaat setelah dilahirkan bayi akan diangkat dan dikeringkan.

Sekitar akhir tahun 2010 dan awal tahun 2011, saya mendengar istilah baru yaitu gentle birth. Bermula dari sebuah grup di sosial media yang mempunyai nama Gentle birth. Gentle Birth mempunyai arti proses persalinan yan alami, lembut, minim intervensi (campur tangan ) medis dan mempercayakan sepenuhnya proses kehamilan dan persalinan pada tubuh ibu dan bayi dalam kandungan. Saya pernah melakukan proses pencarian di you tube dengan kata kunci Gentle Birth, maka akan menampilkan sebuah video sebuah kebun atau hutam, dimana ibu tampak akan melahirkan tanpa di dampingi seorangpun termasuk tidak ada tenaga medis. Yang menjadi perhatian saya adalah ekspresi wajah ibu yang menunjukkan tidak ada rasa sakit. Wajahnya nampak sangat tenang dan gerakannya mengikuti naluri untuk mengejan. Posisi melahirkannya dengan cara setengah jongkok .  Posisi jongkok diyakini merupakan salah satu posisi yang paling tepat untuk melahirkan. Karena dengan jongkok bayi yang keluar sesuai dengan gaya gravitasi bumi yaitu turun ke bawah. Selain setengah  jongkok ada lagi yaitu posisi duduk, dengan cara bersandar pada suami atau orang yang akan membantu persalinan.
 
 
Kehidupan baru bayi dimulai dari saat dia dilahirkan. Dengan persalinan yang lembut, bayi yang di lahirkan tentukan akan minim dengan trauma. Proses kelahiran juga akan berpengaruh dengan kehidupannya kelak. Persalinan yang tenang dan lembut, dapat menjadikan bayi lebih mudah diajak komunikasi, menurut, tidur lebih tenang dan nyenyak dan mempunyai tumbuh kembang yang baik.  Persalinan di mana ibu merasa cemas dan ketakutan serta ada “paksaan” saat mengeluarkan bayi sehingga menimbulkan rasa trauma pada bayi dapat menjadikan bayi gampang rewel, pola tidur tidak teratur dan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya.

Ibu yang sedang hamil diharapkan banyak membaca, belajar dan berkomunikasi dengan bayi yang ada dalam kandungan. Dengan itu semua, mereka akan dapat mengenali  tanda-tanda yang diberikan bayi atau tubuh mereka sendiri. Ibu yang memberdayakan diri mereka sendiri akan menjadi lebih tenang dan lebih percaya diri saat persalinan nantinya. Dengan lebih tenang dan percaya diri tentunya tidak ada teriakan dan tangisan keras saat persalinan. Karena ibu akan menyambut buah hatinya dengan senyuman dan air mata bahagia.
Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar