header hapsari adiningrum

SIM L Untuk Suamiku

Kulihat akhir-akhir ini suamiku tercinta sangat sibuk. Bukan sibuk atau lembur pekerjaan di kantor tapi kegiatan yang aku sendiri tidak mengerti apa tujuannya. Sudah seminggu ini suamiku bongkar-bongkar laci lemari di kamar tidur kami. Beberapa arsip seperti Kartu Keluarga dan buku nikah dikeluarkan dan dibawa pergi. Ketika aku bertanya tentang kegiatan yang dikerjakannya, suamiku hanya tersenyum dan bergegas pergi.

Minggu pagi yang cerah, udara sangat segar setelah diguyur hujan semalaman. Aku dan suami duduk santai di teras depan sambil menikmati teh hangat dan pisang goreng. Suamiku tampaknya tidak konsentrasi membaca koran yang sedang dipegangnya. Sesekali matanya menatap pagar rumah kami seperti menunggu tamu. Benar saja dugaanku, tak berapa lama Pak Kasduri, pegawai kelurahan sudah berdiri dan memberi salam kepada kami " Selamat pagi Pak Bayu, Bu Bayu. Maaf saya pagi-pagi sudah mengganggu" kata Pak Kasduri sambil tersenyum canggung kepadaku. Suamiku dengan bergegas membukakan pintu pagar dan mempersilahkan tamunya untuk duduk. Aku sengaja tidak beranjak dari tempatku duduk. Rasa penasaran akan kesibukkan suamiku seminggu ini membuatku tak bisa menahan pertanyaan. " Ada keperluan apa ya Pak. Tumben Minggu pagi sepertinya sibuk sekali" tanyaku pada Pak Kasduri. Pak Kasduri terlihat gugup. Beliau menyerahkan amplop besar dan berkata " Bapak sedang mengajukan pembuatan SIM" jawab Pak Kasduri. " SIM? Surat Ijin Mengemudi" tanyaku sekali lagi. Pak Kasduri bukannya menjawab malah permisi pamit.

Peristiwa aneh tadi pagi masih membuatku penasaran. Sore ini aku akan minta penjelasan. Kudekati suamiku yang sedang menonton televisi. " Mas, mau buat SIM apalagi sih, bukankah mas sudah punya SIM A dan SIM C?" tanyaku lembut. Suamiku menghela nafas dan tersenyum. " Mas, sedang dalam proses pengajuan SIM L dik, tolong disetujui ya?" kata suamiku. Aku semakin bingung, kenapa aku dilibatkan dalam urusan SIM itu. " SIM L apa sih mas?, memangnya ada?" tanyaku penasaran. " Surat Ijin Menikah Lagi" jawab suamiku kalem. Haah, aku terkejut dan kurasakan dunia jadi berputar dan gelap.

Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway bunda Hana

Hapsari Adiningrum
Melihat Arfa kecilku tumbuh berkembang dimana aku adalah saksi pertamanya adalah hal yang paling menakjubkan dalam hidup. Arbaca adalah segalanya, namun PemilikNya lebih utama. Memiliki tiga buah hati dan berharap dapat membersamai mereka hingga dewasa. Seorang ibu yang ingin selalu belajar tentang apapun sampai kapanpun.

Related Posts

There is no other posts in this category.

2 komentar

  1. Haduhhhh dunia kiamat ya mak hehe

    makasih sudah berpartisipasi

    BalasHapus
  2. wkwkwkwkw.. ini fiksi kan ya, mak? bukan pengalaman pribadi? --"

    BalasHapus

Posting Komentar