Pepatah jawa mengatakan urip iku sawang sinawang. Yang terjemahan bebasnya menurut emak sang penulis blog ini hidup ini saling berpandangan/menatap "iri" satu dengan yang lain. Iri saya beri tanda petik ya, karena ini juga menurut saya. Suatu ketika saya menyampaikan semacam uneg-uneg kepada teman kampus saya yang sekarang menjadi sekretaris di perusahaan besar nasional " wah, asyik ya jadi wanita karier. Punya jabatan, salary memuaskan dan status yang membanggakan" kata saya. Ternyata jawabannya yang saya terima diluar dugaan saya. " Saya malah iri dengan kamu Hap, enak ya jadi ibu rumah tangga. Bisa menemani anak setiap hari. Bisa masakin jajan buat anak. Aku iri lho sama kamu" Haaaa...aku merasa tak percaya mendengar jawabannya. Itulah hidup. Kadang kita merasa orang lain lebih beruntung dan bahagia menurut ukuran kita dan kita tidak seberuntung mereka padahal belum tentu itu benar.
Terkadang saya minder dengan status saya yang "hanya" ibu rumah tangga saja. Bagi sebagian orang menjadi ibu rumah tangga adalah pikiran terakhir yang ditempuh ketika pilihan-pilihan lain tidak dapat diraih. Saya harus resign karena pernah keguguran di usia kehamilan menginjak dua bulan. Lalu setelah anak pertama lahir disusul anak kedua, saya "terlena" dengan zona nyaman ini. Walaupun motivator kondang Mario Teguh dan penulis favorit Tere Liye menyatakan menjadi Ibu Rumah Tangga itu suatu profesi yang mulia. Baiklah, saya bisa terima nasehat dari mereka. Tapi saya ingin berbuat sesuatu untuk mengisi kegiatan di saat senggang. Padahal dengan dua bocah laki-laki di rumah, Arfa Rahman Riyansa (5,5tahun) dan Barra Ramadhan Riyansa (21 bulan) waktu 24 jam sehari rasanya masih kurang. Tapi saya ingin menghasilkan sesuatu, suatu karya yang menghasilkan pundi-pundi dari bisnis saya sendiri.
Saya yang hobi masak dan senang mencoba resep baru sudah lebih dari setahun tergabung dengan komunitas yang berkecimpung dalam urusan dapur, masak-memasak. Dari komunitas tersebut saya belajar banyak. Selain bagaimana menghidangkan makanan yang menggugah selera secara sehat dan alami melainkan bagaimana juga menghasilkan uang dari masakan yang kita olah. Beberapa teman ada yang sudah berhasil menjadi juragan kuliner. Mereka menginspirasi saya. Dari hobi menjadi duit.
Karena hobi masak saya betah berjam-jam di dapur. Apalagi kalau weekend. Pas suami libur dan dapat tugas momong anak-anak. Saatnya saya mencoba resep baru. Hasil masakan biasanya saya upload di akun Facebook. Saya memang tidak buka toko online atau mempromosikan "dagangan" saya. Masih belum Percaya diri. Beberapa kerabat dekat dan tetangga sekitar rumah yang pernah menjadi customer saya. Bermula dari sekedar icip-icip hasil masakan mereka tertarik untuk memesannya. Beberapa menu yang pernah saya sajikan adalah nasi bakar ayam dan cake brownies kukus coklat . Pernah saya upload bitterbalen. Ini adalah snack dari negeri kincir angin Belanda. Ada teman mengirimkan pesan inbok order masakan saya, bukannya menerima saya malah memberinya resep. Hihihi. Inilah salah satu kelemahan saya dalam berbisnis. Takut! Takut tidak bisa membagi waktu, takut rasa tidak sesuai selera customer dan masih banyak ketakutan yang lain.
Sebenarnya jika ingin memulai bisnis satu hal yang harus dibuang jauh-jauh adalah rasa takut. Just do it. Hanya itu yang dibutuhkan jika ingin menjadi entrepreneur. Memulai bisnis dari jumlah uang (modal) sedikit. Jika ingin membuat pesanan bitterbalen hanya perlu belanja bahan yang total harganya tidak lebih dari 50.000. Mulai dari yang termudah,ya memasak bagi saya adalah hal yang mudah. Dan mulai dari sekarang, Nah ini yang perlu diniatkan kembali. Karena bisnis tidak bisa ditunda.
Saya sadar bisnis kuliner yang akan coba saya tekuni bukanlah hal yang mudah. Tapi inilah passion saya. Saya merasa puas,nyaman dan betah ketika hasil masakan saya disukai orang, walau mungkin dari segi materi tidak boombastik tapi bagi saya bisnis adalah mengembangkan diri. Selain mengembangkan diri saya ingin bekerja dari rumah dan tetap bisa mengawasi pertumbuhan dan perkembangan kedua pangeran kecilku. Juga dengan berbisnis membuat hidup kebih berwarna dan bervariasi karena pekerjaan rumah terkadang membuat penat.
Oiya menurut artikel yang saya baca penulis merupakan salah satu bagian dari entrepreneur. Inilah yang juga masih saya pelajari. Jadi saya siap melangkah dan tidak boleh ditunda lagi, karena layar kapal sudah dibentangkan dan angin telah berhembus kencang. Artinya saya harus berlayar menjelajah dunia wirausaha dan menjadi mompreneur.
Tulisan ini diikutsertakan Giveaway : Perempuan dan Bisnis
terima kasih sudah turut serta di Give Away : Perempuan dan Bisnis ya mama Barra, good luck ;)
BalasHapus